Kamis, 08 Oktober 2009

Kisah Korban Gempa Sumbar

Kamis, 08 Oktober 2009
Merry Basril tak menyangka kepulangannya ke Padang pada Lebaran 2009 ini membuahkan kenangan traumatis mengenai gempa bumi. Warga Pulomas, Jakarta, ini menyaksikan detik-detik sebuah gedung berlantai tiga ambruk tak lama setelah gempa 7,6 skala Richter mengguncang Padang.

“Masya Allah mengerikan,” katanya saat menceritakan kembali mengenai gempa yang dialaminya pada Rabu 30 September 2009 itu. Ibu tiga anak itu lalu menghela sebentar nafasnya dan baru bercerita kembali.

Saat gempa melanda pada pukul 17.16 Waktu Indonesia Barat, Merry sedang menyetir sendirian dari rumah kakaknya di bilangan Ulak Karang, Padang, menuju Bandar Udara Internasional Minangkabau yang berjarak 20 kilometer. “Saya mau beli tiket untuk kembali ke Jakarta,” ujarnya.

Baru beberapa kilometer meninggalkan rumah, di Jalan HAMKA, Air Tawar, Padang, Merry merasakan mobil yang dinaikinya bergoyang-goyang. Kendaraan di dekatnya langsung berhenti, Merry pun mengikuti. Di saat itulah, Merry yang menghabiskan masa kecil di Padang itu melihat gedung di sebelah kirinya bergoyang-goyang dahsyat saat gempa terjadi.

“Gedung showroom Daihatsu itu ambruk,” katanya. Bunyinya bergemuruh. “Asap putih memenuhi jalan,” ujar Merry. “Dahsyat sekali.”

Merry pun langsung teringat tiga anaknya yang ditinggal bersama pengasuh di rumah kakaknya. Perlahan-lahan, dengan menerobos kerumunan orang yang panik berlarian, Merry memutar arah kembali ke rumah.

“Alhamdulillah, ternyata anak-anak selamat,” katanya. Rumah kakaknya juga baik-baik saja meski retak di sana sini akibat gempa yang berpusat di perairan Pariaman itu. Seluruh keluarga besarnya juga sehat walafiat. Sehari setelah gempa itu, Merry langsung kembali ke Jakarta membawa tiga anaknya. • VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar